Fail

Semarang, 25 Oktober 2012
Fiuuhhhh...today is the last exam before long holiday.
yahh seengaknya beban makul yang bakal diujianin berkurang sdikitlah walaupun setelah liburan masih banyak makul yang perlu diperjuangin.
but,,wait! rasanya hari ini fail bgt.
soal yang kluar bener2 diluar prediksi.
namanya sih bagus,,cremona..tapi bener2 dibuat nggak berkutik.
setengah jam pertama aja bingung harus diapain nih soal.bener-bener pasrah.
rasanya apa yang dipelajari sia-sia karena nggak kluar di soal uts.
jadi, tadi itu uts analisa struktur 1.
kita diharusin nentuin gaya batang dengan cara cremona alias grafis.
sebenernya grafis malah lebih gampang, cuman selama ini aku malah lebih melajarin cara analitis. jadi dehh,,soal tadi gabisa aku kerjain.
klo yang ini terbesit kecewa juga, emang salahku dari awal engga melajarin semua materi sama konsep cuman melajari sekedarnya aja.
oia, apa pengalaman ngerjain soal uts kalian?
ada yang bernasib sama kaya aku? (moga2 sih nggak ada ya..hehehe)

Nahh,,setelah selesai mengerjakan soal UTS tersebut ada fenomena yang menarik.
Aku keluar dengan mengamati wajah para mahasiswa yang rata-rata suram.
Bukan hanya suram tetapi juga mengumpat soal-soal yang tadi dikerjakan.
rata-rata mereka menyalahkan soal atau dosen yang membuatnya.tetapi, aku berpikir ulang kembali..sebenarnya siapa yang salah disini?
soalnyakah?dosennyakah?atau justru mahasiswanya sendiri?
oke,,untuk memperjelas, ada terdapat beberapa fakta disini.
1. kita terbagi ke dalam 4 sistem kelas (A,B,C, dan D)
2. nah dengan sistem pembagian 4 kelas, kita diampu oleh 2 dosen yang berbeda
    kelas A dan C lantas kelas B dan D
3. jadwal kelas C dan D sama
4. soal UTS dan UAS dibuat oleh 2 dosen yang berbeda sesuai jatah pembagian
dannn,,pada saat UTS kelas A dan C kebetulan tidak diampu oleh dosen yang membuat soal tersebut. sistem rolling berlaku stelah UTS.
penyampaian materi di tiap kelas tentunya berbeda, itu yang mengakibatkan asumsi pemahaman soal yang berbeda pula.

Singkat cerita pada akhirnya memang benar saja nilai yang keluar sungguh fantastis. rata-rata nilai yang terpampang adalah nol. what?nol?? iya benar2 nol, tanpa ampun. angka 15 saja bisa dengan mudah ditemui karena semuanya memang rata-rata tertulis nol.kita semua yang melihat nilai tersebut tercengang.tidak mampu berkata-kata dengan hasil yang keluar tersebut.

hahaha,,,jika teringat kejadian tersebut, tidak akan pernah terlupakan. semuanya tertawa entah bahagia atau sedih pada saat itu. beberapa memang menggerutu karena seumur hidupnya tidak pernah mendapatkan nilai nol. aku sendiri yang notabene mahasiswa pas-pasan ikut dalam euforia kelas. suka duka menjadi mahasiswa di jurusanku. lantas, ada yang berpendapat mengapa tidak dihargai sedikit saja usaha mereka, ada yang dengan cuek menanggapi hal tersebut, ada yang kagum fantastis karena diantara deretan angka nol, ada satu anak yang mendapat nilai 100! sungguh menakjubkan.


yang membuat aku akhirnya berpikir ulang di rumah untuk intropeksi adalah ketika berbincang dengan salah satu mahasiswa. Dia berkata "Sebenarnya bukan dosen yang salah ketika menyampaikan materi, tetapi kitalah sebagai mahasiswa yang kurang kreatif" Sontak ketika itu aku mengernyitkan dahi dan menjawab "Kok Bisa?". Sungguh jawaban yang di luar ekspektasi di saat semua mahasiswa mengeluhkan bagaimana metode dosen tersebut mengajar, dia dengan gamblang memaparkan bahwa dosen yang mengajarnya dengan benar adalah seperti dia. "Mahasiswa sekarang tidak kuat secara mental, banyak yang menangis ketika dihadapkan pada tugas yang banyak atau dirasa berat " begitu tutupnya. satu hal yang dapat aku simpulkan nampaknya kita mahasiswa sering mencari kambing hitam atas kesalahan yang sebenarnya kita lakukan. kesalahan-kesalahan tersebut sebenarnya adalah kelemahan kita, namun seperti tidak ingin mencari kesalahan sendiri sehingga melimpahkan kepada orang lain. padahal jika dinilai sebenarnya menjadi mahasiswa haruslah aktif dan kreatif. mengenai metode dosen yang memakai garis besar sebagai penjelasan saja di power point sisanya ia terangkan sendiri adalah benar adanya jika dosen yang seperti itu adalah dosen yang benar karena turut menuntut mahasiswanya untuk berpikir lebih keras lagi selain dosen tersebut memang cerdas. daripada dosen yang hanya menerangkan teks book, ilmu sepertinya hanya ditransfer dari buku. walaupun tak memungkiri aku memang lebih senang dosen yang menerangkan secara teks book karena lebih mudah untuk mengulangnya, mendengarkannya juga tidak perlu terlalu serius.hahaha..

Hayuning Santa Asisi


Comments

Popular Posts