Suka-Duka mahasiswa Teknik Sipil
Well,, thank you ya buat para pembaca yang udah nunggu lama buat tulisan terbaru aku. Nah, kali ini ada sumbangan tulisan dari temen Lulu yang wajib kamu simak juga ya,,
*Tulisan dengan sedikit perubahan*
Hai
perkenalkan nama saya Dio. Saya temannya Lulu. Kita satu angkatan di Teknik
Sipil salah satu univ negeri. Saya mengucapkan terima kasih sudah diberi
kesempatan untuk berbagi didalam blog ini.
Bagi
para pembaca yang sedang atau sudah menempuh Kuliah di jurusan Teknik Sipil
pasti sudah paham akan kesulitan yang sudah dihadapi dari masalah mata
perkuliahan yang sulit, dosen yang kolot, administrasi kampus yang merepotkan,
lulus lama atau, teman-teman yang ngeselin. Disini saya bukan mau menakut-nakuti
bagi yang mau masuk jurusan Teknik Sipil.
Teknik
Sipil merupakan jurusan favorit yang kononnya mudah dapat kerja. Hampir semua
orang tua yang ingin anaknya masuk jurusan Teknik Sipil karena prospek kerjanya
tinggi. Emang ini tidak salah Indonesia merupakan Negara berkembang masih
memerlukan engineer engineer muda untuk membangun negeri tercinta ini. Tapi
untuk mencapai itu kita akan ditempa terlebih dahulu secara mental karena dunia
kerja lebih keras dari dunia kuliah.
Di
teknik sipil terutama di kampus kami kita benar-benar ditempa secara
mental. Kita diberi tugas perkuliahan yang banyak dan juga diberi Tugas Besar
(kalau Ibarat main game ini mini boss disetiap semester) kalau tidak diselesaiin kita tidak bisa mengikuti
ujian akhir. Jadi Tugas Besar selalu menjadi momok bagi mahasiswa karena
tugasnya berat dan sulit biasanya tugas dikerjakan ada yang sendiri ada yang
berkelompok dengan waktu (deadline) tertentu. Tugas Besar mensimulasikan
apabila kita mendapatkan sebuah kerja/proyek dalam jangka waktu tertentu dengan
tekanan dari berbagai pihak (dosen atau asisten dosen). Ada kepuasan sendiri
apabila telah menyelesaikannya tapi apabila gagal kita tidak dapat mengikuti
ujian mata kuliah yang ada tugas besarnya tersbut.
Disini
kita memiliki dosen yang bervariasi, ada yang baik ada yang pengertian, ada
yang kolot, ada yang sulit ditemui, macem-macem lah. Disini terdapat sebuah
*mitos* atau keyakinan bahwa “Sing Bejo Sing Slamet”. Jadi disini yang pinter
belum tentu dapat lulus terlebih dahulu dari yang beruntung. Udah banyak
kejadiannya contoh teman saya si H dia sudah lulus padahal dia kalau dibilang
rata-rata tapi bejonya maksimal jadi dia bisa lulus hanya 4,5 tahun. Dan ada
teman saya si N dia pinternya luar biasa IPK fantastis tapi baru bisa lulus 5
tahun karena keberuntungannya kurang. Jadi kalau kita nunggu dosen pembimbing
Kerja Praktek atau Tugas Akhir kita seperti nunggu undian lotre, kalau kita
beruntung alias dapet Jackpot kita dapat dosen yang baik dan pengertian maka
kita akan lulus lebih cepat begitu pula sebaliknya.
Berhubung
saya pribadi sudah mahasiswa akhir saya dapat dibilang cukup beruntung karena
saya tidak memiliki tanggungan mata kuliah dan tinggal sidang akhir. Tapi
banyak teman-teman saya yang nasibnya terombang ambing menunggu kejelasan. Ada
teman saya yang hanya tinggal sidang tapi masih keganjal satu mata kuliah yang
belum lulus. Dia mati-matian menemui dosen mata kuliah yang bersangkutan untuk
minta nilai dikeluarkan trlbih dahulu supaya dapat daftar siding akhir karena
sudah di tunggu partner TA-Nya yang sudah tidak ada masalah. Oh ya disini
system TA nya partneran jadi sebaiknya kita pilih partner TA yang senasib
seperjuangan dengan kita supaya tidak ada yang namanya siding sendirian. Apakah
kita tega melihat partner kita ditinggal atau partner kita sidang sendiri
dibantai tanpa ampun?.
Untuk
mahasiswa akhir moment nilai keluar itu seperti menunggu kematian, bagaimana
tidak kalau tidak lulus mau g mau harus ngulang tahun depan atau minimal ambil
lagi semester depan padahal target lulus udah didepan mata. Paling kasian kaya
kasus diatas sudah selesai Tugas Akhir tinggal sidang tapi terganjal mata
kuliah padahal maksmimal waktu antara ACC Tugas Akhir dengan sidang itu satu
tahun lebih dari itu ulang tugas akhir. Bagaimana itu tidak mengerikan,
kelulusan tinggal sejengkal tapi pupus karena satu makul yang tidak
lulus-lulus.
Demikianlah
cerita tentang jurusan teknik sipil dari saya. Jangan takut bagi Anda yang ingin
masuk jurusan teknik sipil. Saran saya persiapkan mental dengan baik karena
Anda benar-benar akan ditempa untuk memasuki dunia kerja. Mohon maaf apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima Kasih. Godspeed :)
*Tulisan dengan sedikit perubahan*
- Editor : Hayuning Santa Asisi -
Comments
Post a Comment